Merdekakan Diri Dari Lemah Interaksi Menuju Tadabbur dan Mengamalkan al-Qur'an


Allah telah memerintahkan kepada setiap muslim untuk menghafalkan al-Qur'an dan teguh dengannya. Keistimewaan ini tidak ada pada kitab-kitab sebelum al-Qur'an. Sungguh, Allah telah memuliakan umat ini dengan mukjizat Qur'an yang kekal abadi dan menurunkannya kepada Muhammad Saw untuk mengeluarkan mereka dari gelapnya zaman jahiliyyah menuju cahaya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus (shirothol mustaqim).

Tidak seorang pun dari umat Islam yang meragukan keutamaan memberikan perhatian kepada kitabullah, al-Qur'an ini, mengkajinya, menghafalkannya dan kemudian mengajarkannya kepada orang lain. Al-Qur'an adalah firman Allah yang turun dari sisi-Nya, tidak ada keraguan sedikitpun dari arah depan maupun belakangnya. 

Rasulullah Saw bersabda: "Tidak ada suatu kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitabullah dan mengkajinya di antara sesama mereka melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), diliputi rahmat, dikelilingi para malaikat dan disebut-sebut namanya oleh Allah di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya." (HR. Muslim)

Setidaknya ada beberapa hal urgensi membaca al-Qur'an, mentadabburinya lalu kemudian mengamalkannya, yaitu:

1. Mentadabburi al-Qur'an (meresapi dan menghayatinya) merupakan perintah Allah swt.

           "Apakah mereka tidak mentadabburi al-Qur'an? Seandainya saja ia datang dari sisi selain Allah pastilah banyak diperselisihkan." (Qs An-Nisa: 82)

 Kalau saja pada aktivitas tadabbur al-Qur'an ini tidak terdapat kebaikan yang besar pastinya                 Allah tidak akan memerintahkan kita melakukannya, meskipun banyak di antara umat Islam yang sanggup melakukannya dengan benar.

2. Allah menyebutkan al-Qur'an dengan berbagai sifat yang agung yang menunjukkan keberkahannya. 

Di antaranya bahwa al-Qur'an ini bijaksana dan penuh berkah (kebaikan), penuh cahaya dan pembeda (antara yang haq dan batil), sebagai rahmat, burhan (bukti nyata) dan bashirah (petunjuk), penyembuh, dan sebagai petunjuk serta kabar gembira. Dan kita semua tidak mungkin merasakan hal ini semua kecuali melalui tadabbur dan mengamalkannya. 

Rasulullah bersabda:

"Orang mukmin yang membaca al-Qur'an dan mengamalkannya bagaikan buah utrujah (seperti duren) baunya enak dan rasanya lezat. Orang mukmin yang tidak membaca al-Qur'an, namun mengamalkannya bagaikan buat kurma rasanya lezat tapi tidak berbau. Perumpamaan orang munafik yang tidak membaca al-Qur'an bagaikan buah raihanah, baunya enak tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca al-Qur'an bagaikan buah hanzhalah rasanya pahit dan baunya busuk." (HR. Bukhari).

3. Mentadabburi al-Qur'an adalah cara memetik manfaat dari ayat-ayatnya dan memperoleh pengaruh hebat darinya. 

Allah turunkan al-Qur'an agar menjadi manfaat bagi sekalian manusia dan mencegah bahaya yang ada pada mereka. "Dan tidaklah Kami turunkan al-Qur'an supaya kamu menjadi celaka." (Qs Taha: 2).

4. Tadabbur membangkitkan harapan menuju kebaikan dan mencegah keburukan. 

Tadabbur merupakan jalan memahami nilai-nilai, pemikiran dan prinsip-prinsip yang terkandung dalam al-Qur'an sebagai tujuan Allah menurunkannya. 

Abu Dzar pernah bercerita: Suatu kali Rasulullah Saw shalat tahajjud sampai pagi dengan membaca satu ayat saja yang beliau ulang-ulangi. Ayat tersebut adalah "..dan jika Engkau siksa mereka maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu. Dan jika Engkau ampuni mereka maka sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Qs al-Maidah: 118).

Buat apa mengulang-ulang suatu ayat sampai sepuluh kali -misalnya- namun tanpa pemahaman dan penghayatan penuh?! Ibnu Khuzaimah (seorang ahli hadits) meriwayatkan hadits ini pada bab yang ia namai "Diperbolehkan mengulang-ulang satu ayat dalam shalat dengan tujuan tadabbur dan meresapi makna ayat al-Qur'an."( Shahih Ibnu Khuzaiman, no. 539)

5. Tadabbur adalah indikator perhatian dan kepedulian hati seseorang terhadap al-Qur'an al-Karim. 

Karena orang yang lalai hanya membaca kulitnya saja, persis seperti Ahli Kitab yang membaca Taurat seperti yang tersebut pada firman Allah: "Di antara mereka (Ahli Kitab) ada orang-orang yang ummi tidak mengetahui al-Kitab (Taurat dan Injil) melainkan hanya sekedar angan-angan saja. Dan tidak mereka kecuali hanya mengira-ngira." (Qs al-Baqarah: 78).

6. Tadabbur adalah jalan mengamalkan ajaran al-Qur'an.

Inilah tujuan terpenting dan prinsipil dalam kehidupan umat. Karena mengamalkan ajaran al-Qur'an terfokus pada memahaminya. Dan memahami al-Qur'an tidak akan terjadi tanpa aktivitas tadabbur. Dari sinilah, orang-orang yang tidak berusaha melakukan tadabbur akan kehilangan kesempatan besar memperoleh prinsip-prinsip agama dalam kehidupan keseharian mereka sementara mereka tidak menyadarinya.

Maka apabila kita tadabburi al-Qur'an berarti kita telah move on dari tataran teori menuju tataran perilaku & pengamalan. Oleh karena itu individu yang melakukan hal ini akan terangkat kadar keimanannya di sisi Allah. Kata Rasulullah Saw:

"Sesungguhnya Allah mengangkat dengan al-Qur'an ini sebagain umat dan merendahkan yang lainnya." (HR. Shahih Muslim, 817).

7. Tidak ada yang memungkiri bahwa keunggulan salafus shaleh disebabkan oleh dekatnya mereka dengan al-Qur'an ini, baik secara pemahaman, praktek maupun interaksi yang mulia ketika melakukan tadabbur.

Dan di antara sebab-sebab kehinaan yang menimpa kita hari ini diakibatkan oleh jauhnya kita dari nilai-nilai al-Qur'an, entah itu secara pemahaman, praktek maupun tadabbur. Oleh karenanya, maka kita harus mengevaluasi hubungan kita dengan al-Qur'an sesuai konsep yang Allah ridhai apabila kita semua ingin mengembalikan kemuliaan dan peradaban hebat umat ini.

Allah berfirman: "Apakah mereka tidak mentadabburi al-Qur'an, ataukah hati-hati mereka sudah terkunci?!." (Qs Muhammad: 24).

8. Mentadabburi al-Qur'an adalah sebab terjadinya perubahan pada diri manusia seluruhnya.

Dan generasi yang pertama kali melakukannya adalah para sahabat Rasulullah Saw. Mereka dengarkan al-Qur'an kemudian mereka mengatakan, "Demi Allah, al-Qur'an ini bukanlah perkataan manusia."

9. Mentadabburi al-Qur'an, membacanya, mendengarkannya dan kemudian mengamalkannya adalah jalan keselamatan dari celaan Allah atas mereka yang berpaling dari ayat-ayatnya.

Mereka tidak tadabburi al-Qur'an dan sedikitpun ayat-ayatnya tidak memberikan bekas pada dirinya.

Allah berfirman: 

"Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, maka ia berpaling lagi menyombongkan diri seakan-akan tidak mendengarkannya. Seakan pada telinga-telinga mereka ada penyumpal. Maka berilah kabar gembira kepadanya dengan azab yang pedih." (Qs Lukman: 7)

10. Dengan tadabbur al-Qur'an berarti kita akan selamat dan berlepas diri dari dikuncinya dan digemboknya hati ini.

Allah berfirman: "Apakah mereka tidak mentadabburi al-Qur'an, ataukah hati-hati mereka sudah terkunci?!." (Qs Muhammad: 24).

11. Allah telah memberikan keutamaan bagi pengemban al-Qur'an agar mereka termotivasi membaca ayat-ayat-Nya, mentadabburinya kemudian mengamalkannya.

Sabda Rasulullah Saw:

"Sesungguhnya Allah memiliki keluarga dari kalangan manusia," Para sahabat bertanya: "Siapakah mereka, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Mereka adalah ahli Qur'an. Merekalah keluarga Allah dan hamba-hamba pilihan-Nya." (HR. Ibnu Majah, Ahmad dan Hakim, Dishahihkan Albani).

12. Orang yang mentadabburi al-Qur'an akan memperoleh pujian dari Allah swt. 

    Di dalam al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang memberikan pujian kepada hamba-hamba yang meresapi Kalamullah dalam berbagai bentuk ilustrasi dan kondisi tadabbur Qur'an dan disentuh olehnya. Seperti firman-Nya: 

"Sesungguhnya orang-orang beriman adalah mereka yang apabila diingatkan tentang Allah maka bergetarlah hati-hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami maka bertambahlah keimanan mereka. Dan hanya kepada rabb mereka saja mereka bertawakkal..."(Qs al-Anfal: 2)

13. Ada sebuah doa dari nabi yang menerangkan hajat seorang muslim terhadap kitab sucinya ini.

Beliau Saw bersabda:

"Tidaklah seseorang merasakan suatu kegundahan dan kesedihan lalu ia memohon kepada Allah, "Ya Allah sesungguhnya aku ini adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu yang laki-laki dan anak hamba-Mu yang perempuan. Ubun-ubunku dalam genggaman-Mu, sudah tetap atas diriku hukum-Mu, adil bagiku ketetapan-Mu. Aku bermohon pada-Mu dengan setiap nama yang Engkau namakan dengannya diri-Mu, atau Engkau ajarkan itu kepada seseorang dari hamba-Mu, atau Engkau turunkan ia dalam kitab-Mu, atau Engkau rahasiakan ia pada ilmu ghaib di sisi-Mu, supaya Engkau jadikan al-Qur'an sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, penawar kesedihanku, penghilang kegundahanku"

melainkan Allah hilangkan segala kegundahan dan kesedihannya dan Allah gantikan ia menjadi gembira."

Ada yang bertanya, "Wahai Rasulullah, bisakah kami mempelajarinya?" Beliau menjawab: "Tentu, siapa saja yang mendengarnya harus mengetahuinya." (HR. Ahmad, Abu Ya'la dan Thabrani).

14. Tadabbur akan menyampaikan kepada tujuan diturunkannya al-Qur'an ini.

Allah berfirman: "Kitab (al-Qur'an) telah Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar mereka tadabburi dan diambil pelajaran oleh mereka yang memiliki pikiran." (Qs. Shad: 29)

15. Tadabbur membersihkan akal pikiran, menajamkan pemahaman, mengasah kreatifitas & memperkuat daya ingat. Karena yang bersangkutan berpikir dan menggunakan rasio / nalarnya terhadap kitab teragung dan perkataan terbenar ini (Al-Qur'an).

16. Tadabbur adalah cara mengeksplorasi perbendaharaan al-Qur'an dan menarik makna-maknanya, hikmah-hikmah di baliknya dan hukum-hukumnya.

17.Tadabbur merupakan bagian dari wejangan Kitabullah yang disinggung pada penggalan sabda Rasulullah, "Agama ini adalah nasehat." Kami, para sahabat bertanya, "Untuk siapa?" Beliau menjawab, "Untuk Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan seluruh umat Islam secara umum."(HR. Muslim).

Wallahu A'lam bish-Shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan pesan, komentar dan masukan Anda sesuai etika & kesopanan yang berlaku