Tafsir Ayat-ayat Kewajiban Melaksanakan Ibadah Puasa Ramadhan {Part 1}


Allah berfirman:
 

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ أَيَّامًۭا مَّعْدُودَٰتٍۢ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍۢ فَعِدَّةٌۭ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدْيَةٌۭ طَعَامُ مِسْكِينٍۢ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًۭا فَهُوَ خَيْرٌۭ لَّهُۥ ۚ وَأَن تَصُومُوا۟ خَيْرٌۭ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًۭى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍۢ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍۢ فَعِدَّةٌۭ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُون

        Ayat-ayat tentang shaum di atas merupakan kelanjutan dari ayat-ayat yang menerangkan tentang Qishas (balasan pelaku pembunuhan) dan wasiat dalam syariat Islam. Allah mewajibkan puasa kepada kita sebagaimana Dia mewajibkan juga kepada orang-orang yang beriman dari kalangan umat-umat terdahulu dari sejak zaman nabi Adam as. Allah menyeru mereka dengan sifat keimanan yang menjadi poin diwajibkannya perintah. Allah juga jelaskan bahwa shaum Ramadhan ini diwajibkan kepada seluruh manusia sebagai motivasi bagi mereka dan penjelasan bahwa suatu urusan bagaimanapun berat dan sulitnya apabila diberlakukan secara kolektif maka akan mudah dalam memikulnya dan yang melaksanakannya juga akan merasakan kelegaan dan ketenangan lantaran melaksanakannya atas dasar kebenaran hal itu, keadilan dan persamaan.

        Selain itu shaum juga berfungsi sebagai penyuci jiwa, mendapatkan ridho Allah, mempersiapkan jiwa meraih predikat takwa di kala sepi dan ramai, mendidik keinginan, mengajarkan sifat sabar, memikul beban, dan menekan diri saat menghadapi hal-hal yang tidak disenangi, serta meninggalkan syahwat. Rasulullah Saw bersabda:

الصوم نصف الصبر

"Puasa itu adalah sepraoh kesabaran."

Setidaknya ada beberapa manfaat yang harus diketahui dan dipersiapkan untuk meraih predikat takwa di sisi Allah ketika berpuasa, yang terpenting adalah:

1. Puasa mentarbiyah (mendidik) jiwa untuk takut kepada Allah di kala sepi dan ramai. Ini lantaran tidak seorangpun yang memantau seorang shoim (yang berpuasa) selain Allah swt. Apabila ia merasakan lapar atau dahaga yang luar biasa atau mencium aroma makanan yang sedap rasanya, terbayang segarnya minuman dingin dan dia terkekang untuk menikmatinya karena dorongan iman dan takut kepada Tuhannya, maka saat itulah terwujud rasa takut kepada Allah swt. 

        Apabila ia melihat terusik oleh syahwat dan seketika ia langsung menghindar karena takut melanggar kesucian puasa, maka berarti ia telah malu pada Allah dan merasa terpantau oleh-Nya. Jika ia dikuasai hawa nafsunya ia segera ingat Allah dan seketika bertaubat dengan cara yang benar (taubat nasuha). Dan di antara keagungan manfaat shaum bagi kebaikan rohani / jiwa adalah bahwa orang yang berpuasa memperoleh pahala dan ganjaran di sisi Allah dan dengannya ia berpuasa karena Allah semata.

2. Puasa dapat mengekang dorongan syahwat yang memuncak, melemahkan pengaruh dan kendalinya sehingga dirinya menjadi seimbang kembali dan tenang sebagaimana yang disabdakan Rasulullah Saw berkenaan dengan orang yang belum mampu menikah: "..dan barangsiapa yang tidak mampu (untuk menikah) maka hendaklah ia berpuasa. Karena puasa itu akan menjadi benteng baginya." (Riwayat Jamaah dari Ibnu Mas'ud). Dalam riwayat Nasa'i disebutkan: "Puasa itu adalah perisai." Yakni pelindung dari perbuatan maksiat.

3. Merasakan perasaan takut dan kasing-sayang Allah sehingga membuat pelakunya bersifat dermawan dan mudah share (berbagi) kepada orang lain. Orang yang shaum ketika merasakan lapar akan ingat orang yang tidak memiliki secuilpun makanan dari kalangan orang-orang miskin. Di sinilah puasa menggiringnya untuk merasa empati. Dan inilah di antara sifat-sifat orang-orang beriman. "Mereka begitu sayangnya di antara mereka (yakni orang-orang beriman)." (Qs Al-Fath: 29)

4. Mewujudkan makna persamaan (senasib sepenanggungan) antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin, antara pejabat dan masyarakat umum dalam melaksanakan kewajiban yang sama. Ini salah satu manfaat puasa menurut tinjauan sosial.

5. Melatih teratur dalam urusan nafkah (casflow), disiplin memanaj waktu di antara rentang waktu sahur dan ifthor (buka puasa), dan ini semua dilakukan di waktu yang sama. Sehingga terwujud sebuah kesederhanaan dan tidak boros.

6. Memperbaharui niat, memperkuat kesehatan, memelihara tubuh dari penyakit dan dampak buruk, merelaksasi semua organ tubuh, memperkuat ingatan (memori) apabila seseorang hendak menggunakan ingatannya dan meregangkan aktivitas memori tanpa harus disibukkan dengan urusan kenikmatan makanan pada tubuh. Nah, kesemuanya ini terangkum dalam sabda Rasulullah Saw yang berbunyi:

صوموا تصحوا

"Berpuasa kalian, niscaya kalian akan sehat." (Riwayat Abu Nuaim dalam kitab At-Thib)

        Manfaat kesehatan dari puasa ini setidaknya akan terasa setelah 3 atau 4 hari setelah seseorang melakukannya. Setelah kita terbiasa melakukannya. Kita akan merasakan kenyamanan tubuh di awal-awal puasa.

        Semua manfaat puasa ini mulai dari manfaat fisik, rohani, kesehatan dan sosial terikat dengan sikap keseimbangan dalam mengkonsumsi makan sahur dan ifthor. Sebab bila keliru dalam mengkonsumsi kedua waktu itu makan yang terjadi adalah sebaliknya. Tubuh akan merasa berat dan tidak seimbang apabila perutnya tidak beres dan menu makan dan minumnya tidak seimbang.

        Demikian pula disyaratkan ketika berpuasa -untuk mewujudkan semua tujuan di atas- menjaga lisan, menundukkan pandangan, mencegah diri dari sifat ghibah, namimah (mengumpat orang), dan perbuatan sia-sia yang haram. Sebagaimana warning Rasulullah Saw:

من لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة فى أن يدع طعامه وشرابه من أجلي

"Barangsiapa yang tidak bisa meninggalkan ucapan sia-sia dan mengamalkannya, maka Allah tidak butuh puasa seseorang yang sejatinya dilakukan karena Aku." (Hadits Qudsi, riwayat Bukhari, Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan Tirmidzi dari Abu Hurairah) 

        Bisa saja seseorang yang berpuasa tidak memperoleh dari puasanya itu selain rasa lapar dan haus. Puasa dengan cara menahan diri diri dari sifat-sifat kesia-siaan sama posisinya dengan puasa menahan diri dari makan dan minum. Tidak kurang tidak lebih.

        Puasa dibatasi pada hari-hari tertentu saja dan itu sangat sedikit sekali. Hanya sebulan dalam setahun. Dan biasanya sangat cepat berlalu. Karena hari-hari di bulan Ramadhan yang penuh berkah itu dibanjiri dengan kebaikan. Kata Nabi Saw: "Bulan Ramadhan adalah penghulunya semua bulan-bulan. Andai saja umatku mengetahui apa yang ada di bulan Ramadhan berupa kebaikan, maka pastilah mereka akan mengharapkan seluruh bulan dalam setahun itu adalah ramadhan." (Riwayat Thabrani dari Abu Mas'ud Al-Anshari).

Marhaban Yaa Ramadhan. Semoga kita semua disampaikan ke bulan Ramadhan 1444 H ini, Aamiin.


Wallahu A'lam Bish-Shawab.

(Disadur dari tafsir al-Munir, Maktabah Syamilah)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan pesan, komentar dan masukan Anda sesuai etika & kesopanan yang berlaku